Es yang selama ini menyelimuti puncak gunung Kilimanjaro kemungkinan akan segera menghilang. Pasalnya massa es di puncak salah satu gunung tertinggi dunia itu terus saja menipis.
Dilansir dari Dailymail, Kamis (15/11/2012), antara 1912 dan 2011, massa es di puncak gunung setinggi 19.341 kaki atau sekira 5.895 meter itu telah berkurang sampai lebih dari 85 persen.
Seorang glasiolog di Goddard Space Flight Centre, Kimberley Casey yang mengunjungi gunung tersebut pada awal tahun ini juga menyadari bahwa padang es di bagian utara Kilimanjaro telah terpisah.
Gletser di bagian tersebut telah memiliki lubang sejak tahun 70-an, namun ini merupakan pertama kalinya terjadi pemisahan di sana. "Kita bisa saja berjalan, bahkan mengendarai sepeda melewati celah itu," ujar Casey.
Para ilmuwan kini memperingatkan es di puncak Kilimanjaro itu bisa saja menghilang. Ada berbagai perkiraan mengenai waktu menghilangnya es dari sana, namun beberapa peneliti memperkirakan es akan menghilang pada 2060.
Meskipun Kilimanjaro terletak di daerah tropis, udara yang dingin dan kering di puncaknya telah mengawetkan sejumlah besar es selama lebih dari10 ribu tahun. Namun kini, semakin tingginya temperatur udara akibat pemanasan global bisa menyebabkan es tersebut hilang.